Tidak seperti jaman dulu ketika industri rekaman masih mendikte apa yang kita dengar, apa yang kita lihat dan bagaimana kita menikmati musik. Sekarang orang bisa memilih, dan banyak musisi sukses jaman sekarang, yang memiliki keunikan tersendiri dan membutuhkan strategi khusus untuk pasar dan medium yang unik pula.
Entah bermula dari siapa, tapi Minggu lalu, Apple dan U2 mencoba sebuah mission impossible. Yaitu ‘memaksa’ pengguna iTunes mendapatkan album U2 yang terbaru. Cara ini mungkin unik dijaman dulu, tapi sekarang sudah tidak unik lagi. Atau setidaknya ini bagus di atas kertas, tapi implementasinya tricky.
Banyak orang masih berpendapat membagikan musik secara gratis adalah satu-satunya cara untuk mendapat perhatian di era digital. Ada benarnya. Tapi masalahnya, ada yang melakukannya dengan benar, banyak yang salah. Apple dan U2 termasuk yang salah. Mungkin akan beda hasilnya jika:
- Album U2 yang dibagikan adalah album yang bagus. Sayangnya U2 sudah kehilangan nyawanya sebagai musisi. Saya sepakat dengan Sharon Osbourne.
- Apple tidak memaksakan pengguna iTunes untuk mendapatkan album U2. Tapi misalnya memberikan kebebasan untuk memilih. Mereka bisa saja mengirimkan message lewat Message app (atau email) dan memberikan link download. Model ini lebih memancing rasa penasaran.
Awalnya, seperti gambar di atas, program ini begitu menjanjikan. Bayangkan jika album band kamu tersedia dimiliki oleh seluruh pengguna iTunes di 119 negara? Wow. Tapi kenyataannya, tidak semua pengguna iTunes adalah penggemar U2. Atau setidaknya, tidak semua adalah penggemar album baru U2.
Sekarang Apple dan U2 yang menanggung ruginya secara publikasi (Apple juga rugi uang, karena menurut NY Times sudah bayar $100 juta), karena banyak orang yang tidak suka langkah ini. Bahkan mereka meminta Apple untuk menghapus dan Apple membuatkan alat untuk membuang album U2 dari iTunes library kamu.
Ketika songs of innocence menjadi songs of ignorant.
0 thoughts on “Songs of Ignorant”