Akhirnya berlanjut juga program YCE 2014 dengan trip ke UK. Selama 7 hari saya akan mengunjungi London dan Brighton bersama delegasi dari Afrika Selatan, Brazil, Spanyol, Kolombia dan Rusia dan saya bermaksud membuat semacam catatan harian di website ini.
Setelah terbang dari Jakarta selama kurang lebih 14 jam (ditambah 3 jam transit di Dubai), akhirnya saya tiba di London Gatwick Airport. Setibanya disana, saya membeli beberapa keperluan komunikasi dan transportasi yaitu sim card, Oyster Card dan tiket return kereta Gatwick Express.
Sim Card
Kalau di Indonesia iPad bisa pakai sim card yang sama dengan handphone, di UK tidak. Jadi harus beli paket khusus untuk digunakan di tablet. Jika kamu bingung melihat paket telepon di Indonesia, maka kemungkinan besar kamu akan bingung juga melihat paket-paket telco di UK. Saya memilih yang sederhana, yang penting dapat paket bisa terkoneksi ke internet setiap waktu di device mobil saya, di Nexus 4 dan iPad.
Tips: Saya tidak menganjurkan untuk membeli 3. Dua kali saya ke UK menggunakan telco ini, dan keduanya sangat kecewa dengan jangkauan network-nya yang buruk.
Oyster Card
Ini adalah kartu prabayar yang bisa digunakan untuk membayar transportasi, bis dan kereta api, di dalam kota London. Dengan menggunakan Oyster Card, tidak perlu lagi antri hanya untuk membeli tiket dan harganya jadi sedikit lebih murah. Dalam trip ke negara yang segalanya mahal (di banding Indonesia), maka every penny counts!
Tips: Untuk kunjungan seminggu, top up dianjurkan minimum £20 agar tidak repot bolak-balik beli.
Return Ticket Gatwick Express
Gatwick Express adalah kereta api yang menghubungkan airport Gatwick dengan kota London. Dengan membeli tiket di airport, saya bisa menghemat waktu antrian tiket kereta. Mengapa membeli tiket return tidak hanya 1 arah? Karena nanti akan kembali lagi ke airport ini, jadi ini akan menghemat lebih banyak waktu.
Tips: Beli yang open return. Jadi jika tiba-tiba kepulangan kamu tertunda, tiket ini masih bisa digunakan.
Selesai mendapat semua keperluan, saya naik Gatwick Express langsung ke stasiun London Victoria. Perjalanannya lumayan lama, sekitar 45 menit. Keretanya terbilang cepat, lebih cepat dari kereta Jakarta – Bandung. Jadi memang jaraknya lumayan jauh. Sesampai di stasiun, seharusnya saya menggunakan kereta lanjutan ke arah Embankment lewat jalur Circle atau District, tapi sayangnya sedang ada aksi mogok atau yang dikenal sebagai tube strike. Sebenarnya ada jalur lain, tapi berputar. Saya sangat letih setelah perjalanan sangat panjang dari Jakarta, jadi saya memutuskan naik taksi saja lanjut ke hotel tempat saya tinggal selama di London.
Sesampai di hotel, saya agak kepagian datang. Dan karena semalam hotel ini sangat penuh, saya baru bisa check-in jam 2 siang. Setelah berkoordinasi dengan tim British Council di UK dan Jakarta yang sangat helpful, saya akhirnya menitipkan tas di hotel dan memutuskan untuk berjalan-jalan dulu. Karena lokasi hotel yang sangat strategis, ke wilayah Covent Garden, salah satu pusat kunjungan kota London hanya cukup berjalan kaki 5 menit saja. Tidak seperti di Jakarta yang rawan di tabrak motor yang naik ke trotoar, jalan kaki di kota London itu aman dan menyenangkan.
Setelah makan siang di restoran fast food favorit, saya jalan jalan di seputar Covent Garden. Banyak yang bisa dilihat. Saat itu hari Minggu pagi. Jadi banyak turis yang berjalan-jalan juga. Matahari bersinar cukup terik, dan udaranya sangat sejuk sekitar 8-10 derajat. Buat orang Jakarta, perlu jaket yang lumayan tebal.
Setelah berjalan kaki lumayan panjang (menurut app Moves saya berjalan 6,000 langkah). Saya kembali ke hotel untuk check-in. Masuk kamar, udara sangat hangat. Saya mandi air panas dan tidur sejenak. Trip terakhir ke London tahun lalu, saya mengalami jetlag yang parah. Jadi untuk trip kali ini saya mencoba memastikan untuk selalu cukup tidur karena kegiatan akan sangat padat dari Selasa hingga Sabtu.
Sekitar jam 7 saya dibangunkan oleh telepon kamar yang berdering. Agenda malam itu adalah pertemuan tidak resmi dengan delegasi lainnya dan 2 manager dari British Council, Rebecca dan Ajeet, yang mengelola trip kami. Pertemuan berjalan sekitar 1 jam, kami minum red wine dan bir Italia sambil ngobrol kesana kemari. Setelah pertemuan, saya dan Indra Ameng, delegasi dari Ruang Rupa untuk mencari makan malam dan jalan-jalan. Di jalan kami mengobrol banyak. Indra punya pengalaman banyak sekali membawa band ke luar negeri dan belajar banyak dari situ, obrolan kami sangat nyambung. Kami pun membicarakan beberapa peluang untuk kolaborasi di masa depan. Semoga semua lancar dan bisa berguna untuk banyak orang.
Setelah membeli makanan kecil (udara dingin, ngemil jadi tambah enak hehehe), kami pulang ke hotel. Setelah itu beristirahat.
0 thoughts on “UK Trip dengan British Council – Hari 1”